Batik & Cara Membatik
|
Aktivitas
masyarakat yang berbeda di setiap wilayah nusantara tentunya
berpengaruh pada nilai budaya dan adat istiadat yang di ciptakan oleh
leluhur pendahulunya.
Filosofi kehidupan yang tertuang dan tercermin dalam adat, serta terjalai dengan kepercayaan dan agama yang dianutnya.
Dalam
kaitan dengan nilai-nilai kepercayaan, unsur-unsur ragam hias pada
kain merupakan salah satu bentuk ekspresi pengakuan terhadap
keberadaan, keagungan dan kebesaran Tuhan. Unsur lingkungan juga telah
telah menghasilkan keragaman teknik, jenis bahan serta penciptaan
peralatan yang ada.
Dari teknik pembuatannya , kain tradisional di indonesia terbagi atas.
Kain dengan teknik tenun
Kain dengan teknik di lukis (batik)
Untuk kali ini kita mengali kerajinan kain tradisional berdasarkan teknik lukis (batik ).
Kain
tradisional batik, dari letak geografisnya tidak hanya terdapat di
daerah jawa saja tetapi juga tersebar di berbagai daerah di indonesia,
seperti:
Yogyakarta, Jakarta, Jawa tengah, Jawa barat, Jawa timur, Kalimantan tengah, Ketapang, Riau, Jambi, Bali … dll
Arti kata Batik :
Para
sarjana ahli seni rupa, baik ahli dari Indonesia maupun asing, belum
mencapai kata sepakat tentang apa sebenarnya arti kata batik itu. Ada
yang mengatakan bahwa sebutan batik berasal dari kata “tik” yang
terdapat di dalam kata titik. Titik berarti juga tetes. Memang di
dalam membuat kain batik dilakukan pula penetesan lilin di atas kain
putih. Dengan demikian, asal mula batik dihubungkan pula dengan seni
lukis dan gambar pada umumnya
Perempuan-perempuan
Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik
sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik
adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap”
yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa
pengecualian dalam fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis
maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana
di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum
lelaki.
Cara membatik sendiri terdiri dari dua macam yaitu batik tulis dan batik cap
Batik
tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini bisa memakan waktu kurang
lebih 2-3 bulan tergantung tingkat kesulitannya.
Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu yang lebig cepat, kurang lebih 2-3 hari.
Detail proses pembuatan batik sendiri terdiri dari
PEKERJAAN PERSIAPAN KAIN MORI
NGANJI
Pengerjaan
di mulai dengan mencuci kain mori dengan air sehingga kanji aslinya
hilang sama sekali untuk kemudian di kanji lagi. Pelapisan kain mori
dengan ketebalan tertentu karena jika terlalu tebal, “malam” akan
kurang baik merekatnya pada kain sedangkan jika terlalu tipis, “malam”
akan mlobor yang akibatnya kelak sukar di hilangkan. Kain Mori dari
kualitas yang tertinggi (primisima) tidak perlu di kanji, karena ketebalan kanjinya telah memenuhi syarat
NGEMPLONG
Biasanya
hanya mori halus yg melalui proses ini sebelum di batik. Mori biru
untuk batik cap pada umumnya langsung di kerjakan tanpa mengalami
pengerjaan persiapan.
Tujuan
dari proses ini adalah, agar mori menjadi licin dan lemas, sehingga
lebih mudah di batik dan hasilnya jadi lebih baik. Caranya yaitu mori di
pukul pukul di atas sebilah kayu dengan pemukul dari kayu pula.
TEKNIK PEMBUATAN BATIK
NGLOWONG
(Pelekatan malam/lilin yang pertama) ialah mengecap/membatik motif-motifnya di atas mori dengan menggunakan canting/cap.
Nglowong pada sebelah kain di sebut juga ngengreng dan setelah selesai di lanjutkan dengan nerusi pada sebelah lainnya.
NEMBOK
(Pelekatan malam kedua)
Sebelum
di celup dalam zat pewarna, bagian-bagian yang dikehendaki tetap
berwana putih harus di tutup dengan malam. Ini dimaksudkan untuk menahan
zat pewarna agar jangan sampai merembes kebagian yang lain. Itulah
sebabnya mengapa pada proses ini malamnya harus kuat dan ulet, lain
dengan malam klowong yang justru tidak boleh terlalu ulet agar mudah di kerok
MEDEL
(Pencelupan pertama kedalam zat pewarna)
Tujuannya
ialah untuk memberi warna biru tua sebagai warna dasar kain. Jaman
dahulu pekerjaan ini memakan waktu berhari-hari karena masih menggunakan
bahan alam dari tanaman indigo (jawa : tom)
Dimana
zat tsb lambat sekali meresap pada mori, sehingga kain harus di celup
berulang kali. Kini dengan menggunakan zat pewarna impor maka proses
nya jauh lebih cepat dan pendek.
NGEROK
(Menghilangkan Malam klowong)
Bagian yang akan disoga agar berwarna coklat dikerok dengan Cawuk (semacam pisau tumpul) untuk menghilangkan malam.
MBIRONI
(Penggunaan malam ke 3)
Terdiri dari penutupan dengan malam pada bagian kain yan g dikehendaki tetap berwarna biru, sedangkan bagian2 yang akan di soga tetap terbuka.
MENYOGA
(Pencelupan ke 2)
Merupakan
proses yang paling banyak memakan waktu. Jika menggunakan soga alam
tidak cukup dikerjakan satu dua kali saja, harus berulang-ulang. Ditiap
pencelupan harus di dahului dengan pengeringan di udara.
Dengan memakai soga sintetis, waktu dapat diperperpendek sampai paling lama setengah jam.
Istilah meyoga berasal dari soga yaitu jenis pohon yang kulitnya dapat memberi warna coklat jika direndam dalam air.
NGOLOROT
(Menghilangkan malam)
Merupakan pengerjaan yang terakhir, dimana malam yang masih tertinggal pada mori, perlu di hilangkan samasekali.
Yaitu dengan membersihkannya dalam air mendidih.
Sumber :
Google
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar