Membuat Mesin Bubut
Kayu Sederhana
Menimbang banyaknya
rekan-rekan dari dunia kerajinan yang menanyakan saya tentang cara membuat
mesin bubut kayu sederhana,maka kali ini saya akan menyajikan cara
membuatnya. Namun postingan ini sedikit tidak berhubungan dengan postingan
sebelumnya yang berisi tentang tutorial mesin bubut logam konvensional.
Postingan ini bukan buat anda yang sudah mengerti mesin bubut konvensional,atau
juga bukan untuk yang sedang belajar mesin bubut logam umumnya,namun seperti
kata saya di awal adalah untuk teman teman pengerajin kayu.
Jika anda berniat membuat sebuah mesin bubut kayu sederhana namun langsung bisa dipakai berproduksi,ada beberapa alt dan bahan yang kita perlukan:
Jika anda berniat membuat sebuah mesin bubut kayu sederhana namun langsung bisa dipakai berproduksi,ada beberapa alt dan bahan yang kita perlukan:
1. satu buah papan kayu
ataupun meja
2. satu potong as besi ±
panjang35cm diameter 1"
3. satu potong as
berulir ± panjang 25 cm ukuran drat W1" (kita bisa membeli di toko baut
atau memesan di bengkel bubut)
4. satu buah vully
untuk poros
5. satu buah pencekam/catok
kayu (buat di bubutan)
6. satu buah senter
putar,yang akan menyangga benda kerja(buat di bubutan)
7. dua buah pillow blok
diameter lobang sesuai as
8. dua buah mur yang di
las di atas sebuah plat ± 12x20cm tebal 8mm atau lebih
9. satu buah mur untuk
kontra
10.
satu
potong pipa besi untuk penyangga pahat ,panjangnya sesuai dgn panjang mesin
yang di kehendaki
11. dua buah pegangan
pipa penyangga
12.
satu
buah motor listrik ¼HP atau sesuai keperluan
13.
tali
kipas(v belt)
14.
baut-baut
pengikat
Nah selanjutnya kita susun komponen tersebut diatas papan kayu atau meja yang sudah disiapkan. Kurang lebih seperti gambar berikut.
Catatan:
Model catok atau pencekam sangatlah bervariasi. Untuk tugas standar,bisa menggunakan seperti di gambar. Sebuah catok planes diameter kira-kira 40mm,satu mata runcing dgn sudut 60º di pusat,dan tiga lainnya di pinggir dengan sudut yang lebih lancip.
Untuk kepala lepas,usahakan agar posisi plat dudukan mur dan as berulir tersebut bisa di pindah mengikuti panjang benda kerja yang di bubut. Gunakan drat kotak untuk tugas yang lebih berat. Pakailah bearing kualitas bagus untuk senter putarnya dan lumasilah.
SMKN 2 Medan Merakit
Mesin Bubut Digital
Kompas/Aufrida Wismi Warastri
Siswa SMK Negeri 2 Medan mengoperasikan mesin computer numerical
control (CNC) milling hasil rakitannya, Senin (12/3). Para siswa bisa
merakit 32 mesin CNC milling dan CNC lathe dalam sebulan.
Oleh Aufrida Wismi
Warastri
Jika diberi pelatihan dan pendampingan, remaja bisa merakit banyak hal, termasuk mesin bubut bersistem komputer. Para siswa SMK Negeri 2 Medan membuktikan. Selama sebulan, mereka merakit 32 unit mesin computer numerical control lathe dan computer numerical control milling.
Program perakitan mesin computer numerical control (CNC) milling dan CNC lathe merupakan bantuan pembelajaran kewirausahaan dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2011.
Sekolah menerima berbagai komponen mesin dalam delapan kontainer tahun lalu dari PT Fokus Tool Sindo dan PT Kawan Lama Sejahtera. Dua perusahaan itu melatih dan menyupervisi 20 siswa jurusan teknik permesinan dan 8 siswa jurusan listrik pemakaian yang dipilih berdasarkan prestasi di kelas. Pelatihan dilakukan selama seminggu seusai sekolah.
Selanjutnya, perakitan 12 mesin CNC milling dan 20 mesin CNC lathe dilakukan sekitar sebulan seusai sekolah.
”Satu mesin dirakit selama lima hari oleh tiga siswa. Dua siswa dari teknik mesin, satu siswa dari teknik listrik,” kata Wakil Kelapa Sekolah SMKN 2 Medan Patrionis Ilyas. Program dilaksanakan pada November sampai Desember tahun lalu.
Sebanyak 32 mesin CNC milling dan CNC lathe itu kemudian didistribusikan ke sejumlah SMK di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan Riau. Pendistribusian mesin itu diluncurkan Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Sabtu (10/3).
Dua mesin CNC lathe dan satu mesin CNC milling ditinggalkan di SMKN 2 Medan untuk digunakan para siswa belajar.
Awalnya, baru 28 siswa yang terlibat, tetapi nanti semua siswa akan mengenal mesin ini,” kata Kepala Jurusan Permesinan SMKN 2 Medan Azwar yang juga Koordinator Program Perakitan Mesin Bubut.
Azwar dibantu guru dari jurusan listrik pemakaian, termasuk pegawai honor SMK Negeri 2, Chandra Afriandi, yang fasih mengoperasikan mesin.
Membuat komponen
CNC lathe dan CNC milling adalah mesin bubut digital. CNC lathe biasanya untuk membubut bahan baku besi atau aluminium berbentuk panjang. Adapun CNC milling untuk bahan baku lebar.
Untuk membuat bidak catur menteri berbahan aluminium dengan detail cukup rumit, mesin CNC lathe membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Proses pengesetan mesin tahap awal membutuhkan waktu beberapa menit, terutama menjaga presisi ukuran.
Dengan alat baru itu, para siswa dan guru SMK Negeri 2 Medan optimistis komponen- komponen baru mesin baru bakal bisa diproduksi. ”Alih teknologi telah terjadi,” tutur Patronis Ilyas.
Namun, kendala masih ditemui di lapangan, yakni belum tersedia dana penelitian. Baik Patronis maupun Azwar mengatakan, biaya diperlukan terutama untuk penyediaan bahan baku. ”Biayanya mahal, tetapi semua bergantung pada itikad. Kalau mau, membuat komponen senjata pun kami bisa,” ujar Azwar berseloroh.
”Setelah tahu cara membuat komponen mesin, kami ingin membuat piston dan blok silinder,” kata Erdin Cardo Matondang (16), siswa kelas II jurusan teknik mesin dan perkakas. Senin lalu, Erdin bersama teman sekelasnya, Jeffry FA Siahaan (16) dan Gilang Rindana (16), serta guru dan pembimbing menunjukkan cara kerja mesin CNC milling dan CNC lathe. ”Setelah kami kuasai, kami berproduksi,” kata Gilang bersemangat.
Cara kerja
Untuk menghasilkan onderdil mesin, para siswa harus menggambar terlebih dulu baru kemudian mengalihbahasakan perintah dengan bahasa komputer/mesin. Bahasa komputer ini yang kemudian bekerja mengoperasikan alat dan membentuk bahan baku sesuai gambar.
Ada tiga cara mengoperasikan mesin bubut itu. Pertama, menggambar dengan program Mastercad di komputer. Program Mastercad langsung mentransfer gambar menjadi bahasa mesin yang langsung bisa ditransfer ke mesin dengan flash disk.
Kedua, menggambar secara manual kemudian mentransfernya dengan bahasa mesin, lalu memasukkan memori dalam flash disk dan membiarkan mesin bubut membaca. Ketiga, secara manual memasukkan bahasa mesin ke mesin bubut.
Sudah tua
SMKN 2 Medan adalah sekolah yang ”sudah berumur” di Kota Medan. Sekolah didirikan tahun 1952 dengan nama Sekolah Teknik Menengah (STM) Negeri 1 Medan di Jalan STM No 12 A.
Sekolah itu memiliki enam jurusan, yakni teknik gambar bangunan, teknik konstruksi bangunan, teknik listrik pemakaian, teknik mesin perkakas, teknik mekanik otomotif, dan teknik sepeda motor, yang baru dibuka tahun lalu. Jumlah siswa saat ini ada 1.622 anak. Karena keterbatasan ruang kelas, siswa masuk pagi dan siang hari.
Saat ini, jurusan mesin perkakas dan mekanik otomotif tengah membuat rancangan mesin babat rumput bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Sumatera Utara. Mesin babat akan digunakan untuk memangkas rumput-rumput di jalanan kota/kabupaten di Sumut.
Pada tahun 2009 para guru dan murid dari jurusan gambar bangunan dan teknik konstruksi bangunan membangun sendiri ruang praktik belajar mereka. Bangunan berukuran 8 meter x 12 meter dengan dari dana komite sekolah itu kini sudah berdiri dan digunakan.
Jika diberi pelatihan dan pendampingan, remaja bisa merakit banyak hal, termasuk mesin bubut bersistem komputer. Para siswa SMK Negeri 2 Medan membuktikan. Selama sebulan, mereka merakit 32 unit mesin computer numerical control lathe dan computer numerical control milling.
Program perakitan mesin computer numerical control (CNC) milling dan CNC lathe merupakan bantuan pembelajaran kewirausahaan dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2011.
Sekolah menerima berbagai komponen mesin dalam delapan kontainer tahun lalu dari PT Fokus Tool Sindo dan PT Kawan Lama Sejahtera. Dua perusahaan itu melatih dan menyupervisi 20 siswa jurusan teknik permesinan dan 8 siswa jurusan listrik pemakaian yang dipilih berdasarkan prestasi di kelas. Pelatihan dilakukan selama seminggu seusai sekolah.
Selanjutnya, perakitan 12 mesin CNC milling dan 20 mesin CNC lathe dilakukan sekitar sebulan seusai sekolah.
”Satu mesin dirakit selama lima hari oleh tiga siswa. Dua siswa dari teknik mesin, satu siswa dari teknik listrik,” kata Wakil Kelapa Sekolah SMKN 2 Medan Patrionis Ilyas. Program dilaksanakan pada November sampai Desember tahun lalu.
Sebanyak 32 mesin CNC milling dan CNC lathe itu kemudian didistribusikan ke sejumlah SMK di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan Riau. Pendistribusian mesin itu diluncurkan Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Sabtu (10/3).
Dua mesin CNC lathe dan satu mesin CNC milling ditinggalkan di SMKN 2 Medan untuk digunakan para siswa belajar.
Awalnya, baru 28 siswa yang terlibat, tetapi nanti semua siswa akan mengenal mesin ini,” kata Kepala Jurusan Permesinan SMKN 2 Medan Azwar yang juga Koordinator Program Perakitan Mesin Bubut.
Azwar dibantu guru dari jurusan listrik pemakaian, termasuk pegawai honor SMK Negeri 2, Chandra Afriandi, yang fasih mengoperasikan mesin.
Membuat komponen
CNC lathe dan CNC milling adalah mesin bubut digital. CNC lathe biasanya untuk membubut bahan baku besi atau aluminium berbentuk panjang. Adapun CNC milling untuk bahan baku lebar.
Untuk membuat bidak catur menteri berbahan aluminium dengan detail cukup rumit, mesin CNC lathe membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Proses pengesetan mesin tahap awal membutuhkan waktu beberapa menit, terutama menjaga presisi ukuran.
Dengan alat baru itu, para siswa dan guru SMK Negeri 2 Medan optimistis komponen- komponen baru mesin baru bakal bisa diproduksi. ”Alih teknologi telah terjadi,” tutur Patronis Ilyas.
Namun, kendala masih ditemui di lapangan, yakni belum tersedia dana penelitian. Baik Patronis maupun Azwar mengatakan, biaya diperlukan terutama untuk penyediaan bahan baku. ”Biayanya mahal, tetapi semua bergantung pada itikad. Kalau mau, membuat komponen senjata pun kami bisa,” ujar Azwar berseloroh.
”Setelah tahu cara membuat komponen mesin, kami ingin membuat piston dan blok silinder,” kata Erdin Cardo Matondang (16), siswa kelas II jurusan teknik mesin dan perkakas. Senin lalu, Erdin bersama teman sekelasnya, Jeffry FA Siahaan (16) dan Gilang Rindana (16), serta guru dan pembimbing menunjukkan cara kerja mesin CNC milling dan CNC lathe. ”Setelah kami kuasai, kami berproduksi,” kata Gilang bersemangat.
Cara kerja
Untuk menghasilkan onderdil mesin, para siswa harus menggambar terlebih dulu baru kemudian mengalihbahasakan perintah dengan bahasa komputer/mesin. Bahasa komputer ini yang kemudian bekerja mengoperasikan alat dan membentuk bahan baku sesuai gambar.
Ada tiga cara mengoperasikan mesin bubut itu. Pertama, menggambar dengan program Mastercad di komputer. Program Mastercad langsung mentransfer gambar menjadi bahasa mesin yang langsung bisa ditransfer ke mesin dengan flash disk.
Kedua, menggambar secara manual kemudian mentransfernya dengan bahasa mesin, lalu memasukkan memori dalam flash disk dan membiarkan mesin bubut membaca. Ketiga, secara manual memasukkan bahasa mesin ke mesin bubut.
Sudah tua
SMKN 2 Medan adalah sekolah yang ”sudah berumur” di Kota Medan. Sekolah didirikan tahun 1952 dengan nama Sekolah Teknik Menengah (STM) Negeri 1 Medan di Jalan STM No 12 A.
Sekolah itu memiliki enam jurusan, yakni teknik gambar bangunan, teknik konstruksi bangunan, teknik listrik pemakaian, teknik mesin perkakas, teknik mekanik otomotif, dan teknik sepeda motor, yang baru dibuka tahun lalu. Jumlah siswa saat ini ada 1.622 anak. Karena keterbatasan ruang kelas, siswa masuk pagi dan siang hari.
Saat ini, jurusan mesin perkakas dan mekanik otomotif tengah membuat rancangan mesin babat rumput bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Sumatera Utara. Mesin babat akan digunakan untuk memangkas rumput-rumput di jalanan kota/kabupaten di Sumut.
Pada tahun 2009 para guru dan murid dari jurusan gambar bangunan dan teknik konstruksi bangunan membangun sendiri ruang praktik belajar mereka. Bangunan berukuran 8 meter x 12 meter dengan dari dana komite sekolah itu kini sudah berdiri dan digunakan.
Sumber:
Google
Kompas Cetak
http://edukasi.kompas.com/read/2012/03/24/07242637/SMKN.2.Medan.Merakit.Mesin.Bubut.Digital
Tidak ada komentar:
Posting Komentar